Kamis, 24 Juni 2010

Cerita Bunga Kamboja


Teman-teman kenal bunga kamboja kan?????? Banyak orang mengenalku sebagai si bunga putih. Bunga yang selalu disematkan di telinga penari Bali! Hmm, padahal tidak semua kamboja berwarna putih, lo!

Aku berasal dari keluarga yang sangat besar. Jenisnya pun banyak sekali. Kamboja itu hanya salah satu di antaranya. Untuk jenis kamboja seperti aku ini saja, punya banyak sekali saudara. Beberapa di antaranya plumeria obtuse, plumeria pudica, plumeria rubra, dan plumeria acutifolia. Wuih namanya bagus-bagus, ya. Cocok dengan penampilan ku yang cantik. Selain jenis-jenis itu, kini ada juga jenis bunga lain. Sebagian di antaranya merupakan hasil silangan dari jenis-jenis tadi. Warnanya pun ada yang kuning, putih kekuningan, merah muda, bahkan campuran beberapa warna.

Aku mudah tumbuh dan mudah dikembangiakkan. Potongan batangku yang ditancapkan di tanah, bisa tumbuh dengan cepat. Aku bisa hidup di tempat panas. Karena itulah dalam batangku, tersimpan air untuk cadangan saat kekeringan. Jadi, aku tak perlu terlalu sering disiram. Kebanyakan air malah akan membuatku busuk. Oya, sebaiknya pohon kamboja ditanam di halaman. Karena pohon kamboja bisa tumbuh besar hingga setinggi 9 meter.

Mendekatlah padaku, meka teman-teman akan mencium semerbak harunya bunga indahku. Keindahan dan keharuman itulah, yang membuatku selalu hadir dalam berbagai upacara keagamaan di Bali. Keharumanku bisa dimanfaatkan, lo! Salah satunya bisa dijadikan farfum. Selain dijadikan farfum, bunga kamboja juga bisa dijadikan obat. Bunga kamboja bisa untuk mengobati sakit darah tinggi, batuk, disentri, dan demam. Getah dan daunku bisa dijadikan obat juga, lo! Orang-orang di Karibia menggunakan daunku untuk mengobati bisul dan memar. Begitu pula getahnya. Getah kamboja bisa digunakan untuk mengobati luka dan penyakit kulit. Oya, zat yang terkandung dalam getah kamboja ampuh untuk mencegah pertumbuhan bekteri.

Jadi, jangan ragu untuk menanam aku di halaman rumahmu. Cantik dan banyak gunanya.



sumber: bobo edisi 49, thn xxxvii. dengan sedikit perubahan dan tambahan foto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar